Halaman

9 Februari 2011

AGAR GURU SUKA DAN MAU MENULIS


Bagaimana agar nama kita terus diingat oleh orang-orang di dunia.? Salah satu bukan yang ditulis oleh Andrias Harefa mengatakan bahwa Pramoedya ananta Toer pernah Menulis. “Kau, nak, paling sedikit kau harus bias berteriak. Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis, suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari… Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” 

 Ini berarti, dimulai dari sering membaca, pasti pada waktunya kita akan terbiasa menulis. Sesungguhnya pula, menulis buat guru bukan hal yang sulit. Terbukti dari puluhan bahkan ratusan blog yang dirancang dan dikelola langsung oleh guru. Bahkan substansi tulisannya begitu memikat, menggelora, sampai memesona pembacanya. Isi tulisan dalam blog guru-guru itu nyaris merupakan hal-hal yang menyangkut pengalaman dirinya.

Pengetahuan yang dimiliki guru sungguh luar biasa.Untuk manajemen pendidikan saja, setidaknya guru memiliki pengalaman bagaimana mempersiapkan, mengorganisir, melaksanakan hingga mengevaluasi.Belum lagi bagaimana mengelola siswa, keuangan, dan aneka kegiatan pengembangan diri.Apakah hal-hal diatas buka modal untuk ditulis?

Tentu saja agar para guru optimal menyiapka tulisan missal dalam bentuk artikel, adalah senantiasa membaca, menyimak dan mempelajari berbagai tulisan. Tulisan yang dipelajaribisa didapat dari surat kabar harian, majalah mingguan atau bulanan aneka artikel di internet, hingga buku-buku yang paling disukai substansi bahasannya.

Tidak salah apalagi salah seorang penulis, Bambang Trim mengatakan, Untuk mencari gagasan bisa melakukan salah satu dari ketigahal berikut : Pertama, harus banyak membaca. Membaca adalah kegiatan yang jarang ditinggalkan oleh seorang guru, artinya tinggal menangkap dereta kata yang mampu menggerakan pikiran kita.

Kedua, banyak bersilaturahmi. Tentu saja sebagai individu yang bermasyarakat, guru sering melakukannya, baik dengan tetangga, saudara sendiri, kawan sejawat di sekolah, mantan dosen maupun orang tua murid. Ini menjadi modal untuk ditulis.Apabila diantara kita senantiasa melakukan perjalanan, baik kedinasan, bersama keluarga, maupun individu, maka tatkala melakukan perjalanan pasti banyak pengalaman dn pengetahuan yang merupakan modal untuk ditulis.

Jadi bagi guru, apabila ketiga kegiatan diatas sering dilakukan, berarti sebetulnya gagasan-gagasan untuk ditulis begitu melimpah dalam otak. Tinggal bagaimana kita meramu menjadi sebuah artikel.

Apabila artikel-artikel kita sering muncul, maka namapun akan selalu muncul dan akan dikenal masyarakat. Kalau toh berkembang menjadi menulis sebuah buku, nama kita pun akan terus diingat masyarakat, jadi anak cucu cicit kita tidak tidak hanya mengenal Stephen R. Covey, Daniel Goleman, Aristoteles, Plato atau Socrates, namun tentu saja nama kita juga.      

"Semoga Bermanfaat"
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...